Pandemi virus corona dirasakan semua
lapisan masyarakat. Banyak perusahaan yang merugi sampai akhirnya merumahkan
karyawan tanpa gaji. Banyak juga yang terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).
Tidak sedikit pelaku
usaha kecil yang kukut alias gulung tikar.
Tercatat, sekitar 100 Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang berlokasi di sekitaran Jalan Gejayan dan
Jalan Kaliurang merasakan dampak pandemi yang sudah merengggut banyak nyawa
itu. Sekitar 31 persen UMKM yang terdampak ialah sektor jasa, disusul sektor
olahan makanan 25 persen, sektor rumah makan 20 persen, sektor perdagangan 16
persen, sektor Fashion atau
Aksesoris 6 persen, dan sektor lainnya 2 persen.
Mereka bersedih. Dan kepedihan
itu dirasakan juga dirasakan tiga pemuda asal Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di
antara mereka menjadi korban PHK. Namun mereka tidak ingin terus tenggelam
dalam kepedihan. Hidup harus terus berputar.
Mereka bertiga bertekad bangkit
di tengah pandemi yang belum usai. Tiga sekawan itu adalah Resa Fajar Anggara,
Adik Satria dan Andi Nugroho. Dengan modal nekat, ketiganya sepakat membuka
usaha di tengah pandemi. Siapa sangka modal nekat dan kegigihannya membuahkan
hasil manis. Apa yang dilakukannya patut menjadi inspirasi.
Tiga sekawan ini adalah pendiri
Tahu Walik YK, yang berada di Jalan Kaliurang Km.13, Kecamatan Ngemplak,
Sleman. Di saat yang lain menutup usaha karena penghasilan yang menurun
drastis, ketiga pria ini sukses membuka usaha dan menarik karyawan korban PHK
untuk ikut bekerja.
Setidaknya sudah empat orang
karyawan yang direkrut dalam memproduksi makanan tahu bakso goreng siap makan
dengan ciri khas teksturnya yang renyah ini.
Resa mengatakan, berdirinya
tahu Walik YK berawal dari keresahan orang-orang yang banyak di-PHK. Ada juga
pedagang yang gulung tikar karena enggak ada penghasilan. "Akhirnya saya
(Resa), Satria dan Andi membuat usaha tahu walik ini. Berharap bisa naik bareng
walaupun usaha kecil tapi ya bisa berjalan," katanya, di sela-sela
pekerjaannya menjual dagangannya pada Selasa, 23 Juni 2020.
Seiring berjalannya waktu,
ternyata usaha yang digeluti diminati banyak orang. Selain banyak dicari orang
sebagai camilan, harga tahu walik YK juga sangat ekonomis.
Resa mengungkapkan, sebelum
membuka usaha tahu walik, dirinya memiliki usaha dekorasi dan penjualan sepeda
motor. Namun saat ini cenderung sepi karena terdampak wabah virus corona. Begitupun kedua
temannya yang berprofesi karyawan dan guru honorer. Temannya yang karyawan
swasta terkena PHK oleh perusahaannya.
"Dulu awalnya sama
teman-teman bertemu. Saat itu teman juga mengalami dampak yang besar karena
jadi korban PHK. Akhirnya sharing, gawe apa ki gawe apa (bikin
usaha apa). Gimana kalau usaha yang modalnya murah tapi banyak peminatnya.
Akhirnya muncul tahu walik," ucapnya.
Dia mengungkapkan, ketiga
memilih usaha tahu walik, karena melihat kesempatan bahwa produk ini dirasa
masih cukup jarang dijual di Yogyakarta khususnya di wilayah Kaliurang. Selain
itu, membangun usahanya tidak butuh modal besar, hingga ratusan juta.
Selain mudah
pembuatannya, tahu walik dapat dijual dengan harga ekonomis yang menjangkau
seluruh kalangan masyarakat. Satu bungkus berisi enam biji dibanderol Rp.5.000,
namun jika ingin membeli yang isi 13 biji, cukup membayar Rp 10 ribu.
"Pilih tahu walik karena makanan receh harganya juga receh. Di saat orang
mau beli yang mahal enggak berat, kalau yang receh kan beli Rp 5 ribu
atau Rp 10 ribu bisa," ujarnya.
Ditertawakan Orang
Resa dan kedua temannya sempat
diragukan dan ditertawakan oleh beberapa orang yang mengenalnya saat mendirikan
usaha tahu walik. Banyak orang beranggapan membuka usaha di saat pandemi adalah
sia-sia. Sejumlah pedagang sudah gulung tikar karena pendapatan merosot.
"Ada juga masyarakat yang
menertawakan kami. Di saat orang-orang di-PHK ini malah buka lowongan kerja.
Memang kami bertiga cukup nekat, karena pada saat itu banyak usaha yang tutup.
Tapi kami malah memulai membuka usaha," kata Resa.
Faktanya memang banyak usaha
yang bangkut saat pandemi. Termasuk di lokasi Resa dan kawan-kawan membuka
usaha di depan toko jejaring yang ada di Jalan Kaliurang Km.13, Ngemplak,
Sleman. Di tempat itu, sebelumnya banyak menjumpai pedagang. Namun saat ini
hanya tersisa gerobak-gerobak kosong tanpa ada jajanan. Mereka tidak
beraktivitas karena gulung tikar.
Namun, tekad Resa dan dua
temannya sudah bulat. Resa membeli gerobak yang mangkrak itu, kemudian
dimodifikasi menjadi gerobak tahu walik YK. Siapa sangka, dalam waktu kurang
dari satu bulan usaha berjualan tahu waliknya melejit. Mereka bisa meraup omzet
sampai puluhan juta. Usaha tahu walik YK didirikan pada saat pertengah bulan
Ramadan 2020.
Padahal modal awal mendirikan
tahu walik YK itu sekitaran Rp 5 juta. Sementara omzet kotor dari penjualannya
itu mencapai Rp 600 per hari. Jika dikalikan dalam satu bulan bisa menyentuh
angka Rp 18 juta.
"Modal buat usaha tahu
walik YK itu kami bertiga patungan. Sisanya nekat dan pasrah. Kami pengen usaha
kecil tapi terus berjalan sampai nanti-nanti," ucapnya.
Dalam usaha tahu walik itu,
Resa banyak mencari tenaga kerja dari masyarakat yang terdampak PHK dan
dirumahkan. Saat ini, dia sudah memiliki empat pegawai. Rencananya mereka akan
membuka cabang lagi dengan menyerap calon karyawan yang menjadi korban PHK.
"Rencananya membutuhkan 10
orang karyawan lagi untuk di dua cabang berikutnya. Pemilihan karyawan yang
pasti dia adalah korban PHK karena corona,"
kata Resa.
Resa berharap, apa yang dia
lakukan itu bisa bermanfaat dan menginspirasi banyak orang. Dia juga berpesan
agar setiap orang yang sedang terpuruk saat ini tidak menyerah. Hidup harus ada
semangat dalam menghadapi persoalan, termasuk situasi seperti sekarang ini.
“Saya berharap semua orang yang Terdampak Covid-19 segera bangkit. Jangan menyerah
dalam berusaha," ungkapnya.
Posting Komentar