Tarif Dinda Mencapai 1,5 Juta, Sekali Main 15 Menit, Ngaku Tamunya Jarang Sekali Orang Ganteng

    


Atas pengungkapan praktik prostitusi di Kota Tangerang, terungkap juga pengakuan para pelaku atau PSK yang tertangkap.

 

Mereka blak-blakan soal tarif dan kemana uang itu digunakan.

 

Tak hanya itu, salah satu PSK juga secara terbuka menjelaskan bagaimana sosok-sosok tamu yang datang memakai jasanya.

Praktik prostitusi di Kota Tangerang masih terus bergeliat di tengah pandemi Covid-19.

 

Sebab, Satpol PP Kota Tangerang mengamankan tujuh wanita yang diduga berprofesi sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK) melalui media sosial.

 

Penggerebekan tersebut dilakukan di Apartemen Aeropolis, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang pada Kamjs (20/8/2020) dini hari.

 

Dalam melancarkan aksinya, Satpol PP Kota Tangerang pun sampai berpura-pura menyamar sebagai pelanggan berhidung belang

 

Kabid Gakumda Satpol PP Kota Tangerang, Ghufron Falfeli mengaku tidak mudah untuk menjaring para kupu-kupu malam online tersebut.

 

Pasalnya, para PSK yang menyewa kamar mendapat pengawalan dari pemilik unit apartemen yang disewakan dengan tarif Rp 250 ribu perhari.

"Mereka selektif dalam menerima tamu, setelah sepakat tarif kita diminta menunggu di lobi. Setelah itu ada beberapa pria yang turun yang memantau kita, kalau mereka anggap aman PSK itu langsung turun dan menjemput kita," ujar Ghufron yang menyamar sebagai pelanggan saat dikonfirmasi.

 

"Kalau mereka rasa kurang aman mereka membatalkan transaksi yang telah disepakati," sambung dia.

 

Dalam penyamaran tersebut, tidak jarang para PSK mengecoh para tamunya dengan berpindah pindah tower.

Modus tersebut dilakukan untuk mengelabui petugas dan seakan mengetahui pola kerja Satpol PP Kota Tangerang.

 

"Jadi awalnya kita diminta menunggu di lobi A, tidak berapa lama mereka meminta kita untuk bergeser ke tower lainnya dengan alasan keamanan. Kami menduga mereka sangat terorganisir dalam melancarkan aksinya," ungkap Ghufron.

 

Ia pun mengaku sistem pengamanan tersebut diduga sudah menjadi bagian dalam praktik prostitusi online di Kota Tangerang.

 

Ghufron mengatakan butuh waktu beberapa hari untuk dapat menguak dan membongkar bisnis lendir tersebut.

 

"Jadi beberapa hari ke belakang kita sudah melakukan observasi lapangan, dan kami telah memetakan cara kerja dari PSK tersebut," ucap Ghufron.

 

Diakuinya juga beberapa kali Satpol PP sempat gagal dalam melancarkan aksinya karena terbongkar sindikat lendir di Aeropolis.

 

Namun pelarian mereka gagal pada dini hari tadi dan berhasil mengamankan tujuh kupu-kupu malam.

"Alhamdullilah walapun beberapa kali gagal karena ketahuan, malam ini kami berhasil menjaring tujuh orang yang diduga PSK," tegas Ghufron.

 

Para PSK dan komplotannya yang diamankan akan diserahkan kepada Dinas Sosial Kota Tangerang untuk dilakukan pembinaan lanjutan.

 

"Dua orang kami kembalikan kepada keluarga karena masih di bawah umur dan sisanya kami serahkan kepada Dinas Sosial Kota Tangerang," tutup Ghufron.

Pengakuan PSK Pakai Pelumas Layani Hingga 8 Tamu Perhari

 

Dinda seorang nama samaran pekerja seks komersial (PSK) hanya tertunduk malu saat digerebek aparat.

 

Dara cantik berusia 19 tahun itu terjaring razia prostitusi di apartemen kawasan Neglasari, Kota Tangerang pada Kamis (20/8/2020) dini hari.

 

Ia tidak menyangka Dafa yang mejadi tamunya adalah salah satu pejabat Satpol PP yang tengah menyamar.

 

Dafa merupakan Kabid Gakumda Satpol PP Kota Tangerang, Ghufron Falfeli yang melakukan penyamaran sebagai lelaki hidung belang.

 

Dinda yang tubuhnya dirajam tatto itu pun pasrah ketika tertangkap basah. Dirinya pun memasang raut wajah murung begitu digiring ke Kantor Satpol PP Kota Tangerang.

 

Perempuan berparas cantik ini mengaku tinggal di bilangan Jakarta Barat.

Di Kota Tangerang awalnya dirinya hanya sebatas administrator yang melakukan transaksi via aplikasi media sosial dan meneruskan pesanan kepada para penyedia layanan lendir.

Namun karena tergiur dengan rupiah yang dihasilkan pada akhirnya Dinda turut terjun langsung menerima tamu dalam bisnis birahi tersebut.

 

"Sesepi - sepinya satu hari bisa nyelengin (menyisihkan) satu Rp 1 juta. Paling banyak Rp. 2,5 juta," ujar Dinda yang mengaku sudah dua bulan terakhir terjun sebagai pemuas birahi pria hidung belang.

Dara manis ini pun blak - blakan mengenai tarif yang dipasang. Dinda berani banderol harga tinggi mengingat dirinya masih muda dan segar.

 

"Tarif Rp. 1,5 juta setiap kali kencan singkat biasanya pakai aplikasi MiChat," ucapnya.

 

"Sekali main paling lama juga 15 menit. Kalau lagi ramai bisa 5 sampe 8 tamu seharinya. Biasanya ramai di hari Jumat, Sabtu sama Minggu. Kalau hari hari biasa paling banyak 4 tamu," sambung Dinda.

 

Ia mengaku untuk mengurangi rasa sakit dalam melayani setiap tamunya, dirinya tidak jarang mengomsumsi minuman keras. Minuman keras ini didapatkan dari beberapa toko kedai kopi di Jakarta Barat.

 

"Biar pakai pelumas sakit mah tetep. Kan kita begituan sama bukan orang yang kita sayang apalagi kebanyakan tamu saya seumuran almarhum papa," kata wanita yang kerap mengenakan pakaian seksi ini.

 

Kendati demikian Dinda tidak menampik pernah menikmati berhubungan intim dengan tamu yang disukainya. Sebab pelanggannya itu berparas rupawan dan sopan.

 

"Tapi jarang banget orang ganteng sopan baik. Biasanya mah gitu ya mau gimana lagi namanya juga tamu punya uang ya mau enggak mau kita wajib layani," ungkap Dinda.

 

Perempuan berumur 19 tahun itu berdalih uang yang didapat dari hasil menjajakan diri digunakan untuk keperluan pengobatan orang tuanya.

 

Ibunya saat ini tengah menderita penyakit gula darah yang membutuhkan perawatan dengan biaya yang cukup tinggi.

 

"Buat beli obat mama kena gula. Makanya saya berani terjun ke kayak gini abis dulu waktu kerja di toko jangan buat beli obat buat ongkos sama makan aja sudah kurang," tuturnya bernada manja.

 

Selain dibelikan obat untuk orang tua, masih menurut dara manis berdarah Medan tersebut hasil yang didapat juga digunakan untuk perawatan wajah dan kulit di klinik kecantikan.

 

"Kita kerja beginian ya harus tampil cantik. Mau enggak mau saya tiap Minggu ke klinik kecantikan minimal biar tambah menarik," bebernya.

 

Ia mengaku biaya yang digunakan untuk perawatan pada klinik kecantikan tidak lah murah.

 

Pasalnya dalam setiap mengunjungi klinik kecantikan dirinya harus merogoh kocek Rp. 3 - 5 juta.

 

"Sisa dari ke klinik sama buat beli obat mama saya pakai buat kebutuhan makan dan sehari - hari. Kalau ada lebihan saya ngajak mama buat sekadar jalan - jalan," papar Dinda

 

Dua PSK Masih Dibawah Umur

 

Apartemen di kawasan Neglasari, Kota Tangerang dilakukan penggerebekan oleh aparat pada Kamis (20/8/2020) dini hari. Petugas gabungan dari Satpol PP, TNI dan Polri menggelar dalam operasi ini.

 

Kabid Gakumda Satpol PP Kota Tangerang, Ghufron Falfeli menjelaskan pada razia ini pihaknya berhasil membongkar praktik prostitusi. Bahkan ada sebagian pekerja seks komersial (PSK) yang terlibat dalam bisnis lendir tersebut.

 

"Ada dua orang kami kembalikan kepada keluarganya, karena masih di bawah umur," ujar Ghufron kepada Warta Kota, Kamis (20/8/2020).

 

Dirinya menyebut ada tujuh PSK yang terjaring dalam operasi ini. Mereka menjajakan dirinya melalui sistem online.

 

"Sisanya kami serahkan kepada Dinas Sosial untuk dilakukan pembinaan," ucapnya.

 

Ghufron menyebut praktik prostitusi di apartemen ini sangat terorganisir.

 

Bahkan jajarannya melakukan pengintaian cukup lama dan bahkan sempat terendus oleh para PSK itu.

 

"Makanya kami melakukan penyamaran dan akhirnya berhasil membongkar praktik prostitusi ini," kata Ghufron.

 

Benyamin Davnie Apresiasi

 

Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie memberikan apresiasi kepada Mabes Polri yang berhasil mengungkap pelanggaran di hotel Venesia ini.

 

"Kami apresiasi kepolisian yang telah berhasil mengungkap kasus yang terjadi di hotel Venesia. Kami mendukung langkah tersebut," ujar Benyamin kepada Warta Kota, Kamis (20/8/2020).

 

Benyamin menjelaskan bahwa selama masa PSBB, untuk usaha hiburan, karaoke, massage dan wisata belum diperbolehkan beroperasional.

 

"Bahkan Dinas Pariwisata sudah memanggil asosiasi usaha karaoke dan panti pijat menjelaskan terkait aturan yang ada. Jika tidak patuh, maka akan disanksi sesuai aturan dan ketentuan yang berlaku bahkan sampai kepada pencabutan izin tempat usaha," ucapnya.

 

Sementara itu Kepala Satpol PP Kota Tangsel, Mursinah menyatakan bahwa pihaknya memiliki komitmen untuk melakukan penertiban.

 

"Kami sangat konsen untuk melakukan razia ke semua tempat hiburan yang diduga melanggar. Kami bahkan pernah menutup beberapa lokasi yang terbukti melanggar portitusi maupun lainnya," katanya.

 

Untuk Hotel Venesia, pihaknya masih menunggu dari Mabes Polri karena saat ini lokasi tersebut sedang dalam penangganan Polri.

 

"Tentunya nanti kita koordinasi apakah dapat kita lakukan penutupan atau pencabutan izin atas tempat tersebut," tutur Mursinah.

 

Menurutnya selama PSBB Satpol PP bersama dengan Dinas Pariwisata melakukan patroli dan sudah ada beberapa tempat hiburan yang ditutup. "PSBB berlangsung, petugas kami melakukan razia baik terkait masker, dan tempat usaha yang diduga melanggar seperti RGB yang di Alam Sutera," paparnya.

 

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul 7 Fakta Pengungkapan Prostitusi di Apartemen Tangerang, Mulai dari Penyamaran Hingga Pengakuan PSK dan Tribunjakarta.com dengan judul Petugas Menyamar Ungkap Bisnis Lendir di Apartemen Aeropolis Tangerang, 7 PSK Diamankan

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama
close